menu
close

Senat Capai Kesepakatan untuk Membatasi Regulasi AI oleh Negara Bagian Selama Lima Tahun

Dua senator utama dari Partai Republik telah mencapai kompromi untuk mengurangi usulan moratorium federal atas regulasi AI oleh negara bagian dari 10 tahun menjadi lima tahun. Amandemen Blackburn-Cruz akan mengizinkan negara bagian mengatur keamanan anak secara daring dan melindungi citra atau kemiripan artis, asalkan regulasi tersebut tidak memberikan "beban yang tidak semestinya atau tidak proporsional" terhadap pengembangan AI. Kompromi ini muncul di tengah perdebatan besar mengenai keseimbangan antara inovasi dan pengawasan dalam lanskap AI yang berkembang pesat.
Senat Capai Kesepakatan untuk Membatasi Regulasi AI oleh Negara Bagian Selama Lima Tahun

Pendekatan signifikan dalam tata kelola AI di Amerika Serikat mulai terbentuk setelah Senator Partai Republik Ted Cruz dan Marsha Blackburn sepakat atas moratorium federal yang direvisi terkait regulasi kecerdasan buatan oleh negara bagian.

Kompromi yang diumumkan pada Minggu, 30 Juni ini akan memangkas larangan yang semula diusulkan selama 10 tahun menjadi lima tahun, serta memberikan pengecualian yang memungkinkan negara bagian membuat aturan terkait keamanan anak secara daring dan perlindungan citra atau kemiripan artis. Namun, regulasi negara bagian tersebut tidak boleh menimbulkan apa yang disebut amandemen ini sebagai "beban yang tidak semestinya atau tidak proporsional" terhadap pengembangan AI.

Ketentuan ini merupakan bagian dari rancangan undang-undang rekonsiliasi anggaran Partai Republik yang lebih luas, yang kerap disebut sebagai "One Big, Beautiful Bill." Ketua Komite Perdagangan Senat, Ted Cruz, awalnya mengusulkan untuk memastikan kepatuhan dengan memblokir akses negara bagian yang mengatur AI terhadap dana infrastruktur broadband senilai US$42 miliar. Namun, versi revisi hanya akan membatasi negara bagian yang mengatur AI untuk mengakses dana baru sebesar US$500 juta yang secara khusus dialokasikan untuk infrastruktur AI.

Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyatakan dukungannya terhadap langkah revisi ini, menyebutnya sebagai "kompromi yang pragmatis" dan mendesak Kongres untuk "menjaga Amerika tetap terdepan dalam AI." Para pendukung berpendapat bahwa mencegah tumpang tindih regulasi antarnegara bagian sangat penting bagi inovasi dan daya saing Amerika Serikat melawan negara seperti Tiongkok.

Namun, kompromi ini menghadapi penolakan yang cukup besar. Anggota senior Komite Perdagangan Senat, Maria Cantwell, mengkritik amandemen ini dengan menyatakan bahwa "tidak memberikan perlindungan apa pun bagi anak-anak atau konsumen" dan "hanya menjadi keuntungan tambahan bagi perusahaan teknologi." Ia bersama Senator Edward Markey telah mengajukan amandemen untuk mencabut seluruh ketentuan ini dari RUU. Para pengkritik berpendapat bahwa standar "beban yang tidak semestinya atau tidak proporsional" terlalu samar dan dapat dimanfaatkan perusahaan teknologi untuk menggugat hampir semua undang-undang perlindungan konsumen di pengadilan.

Perdebatan ini menyoroti ketegangan yang terus berlangsung antara mendorong inovasi AI dan membangun perlindungan yang memadai. Dengan kegagalan Kongres selama bertahun-tahun dalam mengesahkan regulasi AI federal yang berarti, negara bagian mulai mengisi kekosongan dengan undang-undang mereka sendiri, seperti ELVIS Act di Tennessee yang melindungi penulis lagu dan musisi dari peniruan berbasis AI tanpa izin. Senat diperkirakan akan melakukan pemungutan suara atas ketentuan ini sebagai bagian dari proses rekonsiliasi anggaran pada awal Juli.

Source: Reuters

Latest News