Pertarungan mengenai siapa yang seharusnya mengatur kecerdasan buatan (AI) di Amerika mencapai titik kritis pada hari Rabu ketika para pemimpin Senat dari Partai Republik dan Demokrat berselisih mengenai ketentuan kontroversial dalam legislasi anggaran besar-besaran Presiden Donald Trump.
Inti perdebatan adalah usulan moratorium federal selama 10 tahun yang akan mencegah negara bagian mengatur sistem AI. Ketentuan ini telah diubah oleh Ketua Komite Perdagangan Senat, Ted Cruz, dengan mengaitkan kepatuhan terhadap larangan tersebut pada miliaran dolar pendanaan broadband federal melalui program Broadband Equity, Access, and Deployment (BEAD) senilai $42 miliar.
Presiden Teamsters, Sean O'Brien, yang berbicara di Konvensi Nasional Partai Republik 2024, turut terlibat pada hari Rabu dengan mengirimkan surat tegas yang mendesak Kongres untuk membatalkan usulan tersebut. "Sederhana saja, ini adalah hadiah bagi perusahaan Big Tech yang terus mendapatkan keuntungan ekonomi dengan beroperasi di ruang tanpa regulasi di mana keputusan dan perilaku mereka tidak dipertanggungjawabkan kepada siapa pun," tulis O'Brien, seraya menyoroti kekhawatiran khusus mengenai pengawasan pekerja dan kendaraan swakemudi.
Perusahaan AI besar seperti Google dan OpenAI mendukung moratorium ini, dengan alasan bahwa keragaman persyaratan di tiap negara bagian akan menghambat inovasi. Menteri Perdagangan Howard Lutnick menyatakan dukungannya di media sosial, dengan mengatakan bahwa langkah ini akan mengakhiri "kekacauan 50 undang-undang negara bagian yang berbeda" dan memastikan perusahaan Amerika dapat mengembangkan teknologi mutakhir "tanpa gangguan dari politisi anti-inovasi."
Namun, penolakan datang dari koalisi yang tidak biasa, termasuk jaksa agung negara bagian dari kedua partai, kelompok kebebasan sipil, bahkan beberapa Senator Partai Republik. Senator Maria Cantwell, Demokrat senior di komite perdagangan, berpendapat bahwa ketentuan ini memaksa negara bagian "memilih antara melindungi konsumen atau memperluas infrastruktur broadband penting ke komunitas pedesaan."
Taruhannya sangat tinggi mengingat pesatnya perkembangan AI. Pada tahun 2025 saja, legislator negara bagian mengajukan lebih dari 1.000 RUU terkait AI, dengan 28 negara bagian mengesahkan setidaknya 75 aturan baru. Para kritikus memperingatkan bahwa jeda regulasi selama satu dekade akan membuat konsumen tidak terlindungi dari dampak negatif AI yang bahkan mungkin belum terlihat saat ini.
Saat Senat bersiap untuk pemungutan suara penting minggu ini, nasib ketentuan tersebut masih belum pasti, dan hasilnya diperkirakan akan membentuk lanskap regulasi pengembangan AI di Amerika selama bertahun-tahun ke depan.