menu
close

BioEmu 1 Mengubah Riset Protein dengan Analisis 10x Lebih Cepat

Sistem AI BioEmu 1 dari Microsoft menunjukkan kecepatan luar biasa dalam analisis jalur pelipatan protein, memproses struktur kompleks sepuluh kali lebih cepat dibandingkan AlphaFold 2. Terobosan ini memungkinkan laboratorium universitas melakukan penyapuan mutagenesis virtual dalam waktu singkat, sehingga mempercepat jadwal riset secara dramatis. Efisiensi teknologi ini berpotensi merevolusi penemuan obat dan riset penyakit dengan membuat analisis protein canggih lebih mudah diakses oleh peneliti di seluruh dunia.
BioEmu 1 Mengubah Riset Protein dengan Analisis 10x Lebih Cepat

Microsoft Research telah meluncurkan BioEmu 1, sebuah sistem AI revolusioner yang mengubah lanskap riset genomik melalui analisis pelipatan protein yang sangat dipercepat.

Model deep learning ini mampu menghasilkan ribuan struktur protein yang secara statistik independen setiap jam hanya dengan satu GPU, beroperasi sepuluh kali lebih cepat dari AlphaFold 2 yang sebelumnya dianggap sebagai standar emas di bidang ini. Jika AlphaFold merevolusi prediksi struktur protein statis, BioEmu 1 melangkah lebih jauh dengan memodelkan perilaku dinamis protein—menangkap seluruh rentang konformasi yang secara alami diadopsi oleh protein.

BioEmu 1 mencapai performa luar biasa ini dengan mengintegrasikan tiga sumber data penting: struktur dari AlphaFold Database, dataset simulasi dinamika molekuler yang luas, dan data eksperimental stabilitas pelipatan protein. Efisiensi sistem ini sangat mencolok sehingga laboratorium universitas kini dapat menjalankan penyapuan mutagenesis virtual yang kompleks dalam waktu istirahat singkat, tugas yang sebelumnya memerlukan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu komputasi.

"Dinamika protein menjadi tantangan selanjutnya dalam penemuan setelah prediksi struktur yang presisi," ujar Profesor Martin Steinegger dari Seoul National University. "Melalui BioEmu, ilmuwan kini dapat melakukan sampling lanskap energi bebas protein dengan cepat berkat teknologi deep-learning."

Dampak teknologi ini melampaui riset akademis. Dalam penemuan obat, BioEmu 1 dapat mengidentifikasi kantong pengikatan kriptik yang sering sulit dideteksi dengan metode konvensional, menawarkan target baru untuk intervensi terapeutik. Sistem ini juga secara akurat memprediksi stabilitas protein melalui perhitungan energi bebas pelipatan yang hasilnya sesuai dengan penilaian eksperimental.

Microsoft telah merilis BioEmu 1 sebagai perangkat lunak open-source, berbeda dengan pendekatan lebih restriktif dari beberapa pesaingnya. Keputusan ini memungkinkan peneliti di seluruh dunia untuk mempercepat studi dinamika protein, yang berpotensi mempercepat penemuan biomedis termasuk kemajuan desain obat. Per Juli 2025, adopsi awal menunjukkan bahwa teknologi ini dapat memangkas biaya pengembangan obat hingga 30%, menurut analis industri.

Source:

Latest News